Jumat, November 7

Ketemu Embah Uti

Seminggu yang lalu, aku, suami dan anak-anakku pulang ke Purbalingga untuk bertemu dengan ibu dan embah uti tercinta. Alhamdulillah, embah uti sehat, walaupun sudah 1 bulan ini embah uti bekerja sendiri mengurus rumah dan tanamannya, karena "yayu" yang biasanya menjaga embah uti, sakit!. Walopun capek dan lelah, tapi tetap saja embah uti menolak tawaran kami untuk mengajak beliau tinggal bersama kami, alasannya tetap saja sama, ibu/embah uti kami ingin beribadah dengan khusyuk, karena kalo harus ikut anak dan cucu pasti akan terganggu oleh teriakan anaknya atau tangisan cucunya...karena ke 8 anak embah, semuanya masih punya anak kecil-kecil...he!
Sedih juga lihat embah tinggal sendirian di rumah sebesar itu...tapi kami cuma bisa menuruti apa yang embah suka, enggak mau memaksa beliau, asal embah senang.
Bulan Januari nanti, genap 3 tahun yang lalu embah kakung meninggalkan kami. Selama 3tahun terakhir, ibu, embah uti kami tinggal sendirian di rumah masa kecil kami.
Kadang-kadang aku merasa egois banget...waktu kecil dulu, aku, kakak dan adikku sering menyusahkan ibu, tapi sekarang di masa tuanya, ibu dibiarkan sendirian, sedihnya! 8 kamar tidur, 7 diantaranya dibiarkan kosong, di 1 kamar yang lain, disitulah aktifitas rutin embah uti setiap harinya, sepi, sunyi, senyap, sendiri...ah seandainya bisa kubagi dua ragaku, aku mau temani ibu di sana....Ya Allah, ampunilah aku! Sesaknya dadaku menuliskan ini semua, tapi inilah perasaanku, aku hanya bisa menuangkannya disini,aku tidak bisa melakukan apa-apa..sekarangpun, ingin rasanya aku berlari lagi memeluk & mencium beliau. 2 Hari kemarin tidak terasa apa-apa, belum puas rasanya menemani ibu, mendengarkan ceritanya, merasakan elusannya, mengantar kemana ibu ingin pergi, dan mendengarkan banyak petuahnya...
Tarikan nafas panjangku ini kucoba untuk menumpahkan rasa sesak dan kangen yang berbaur jadi satu di dadaku...(Insya Allah sedikit bisa mengurangi bebanku)..
Ibu, Maafkan aku.......

2 komentar:

Keke Naima mengatakan...

orang tua sepertinya gitu ya rata-rata. Sy py kakek-nenek (udh almarhum semua), semasa hidupnya mereka jg gak mau tinggal ma anak-anaknya. Alasannya lebih betah tinggal di kampung sendiri walopun hrs hidup sendiri.
Sedih ya liatnya, tapi mau gak mau kita hrs menghargai keinginan mereka :)

Anonim mengatakan...

yup mama...mereka akan lebih senang pada saat kita mengerti apa keinginan mereka, bukan memaksa mereka..!