Jumat, Januari 16

Mutiara Sakinah-Berbakti Pada Ibu Bapak


(kutipan dari Mutiara Amaly volume 57)
Kubaca artikel ini sambil mengucurkan air mata, ampuni aku ibu, bapak..Ya Allah, ijinkan aku bisa masuk pintu tengah syurgaMu, amiin!!

Seburuk manapun ibu-bapak, janganlah sekali-kali lupa pada kebaikan mereka semasa kita belum ada upaya menyimpan ingatan. Kebaikan yang mungkin tidak pernah dianggap kebaikan oleh siapa karena berlangsungnya ia tanpa dikenang.

Kita menumpang duduk di perut seorang perempuan. Alam itu digelar Alam 'Rahim'. Alam kasih sayang dan alam belas kasihan. Jika tiada sekelumit sayang di naluri seorang ibu, niscaya dibuang saja isi perut itu di wc, di longkang, di tong sampah atau di mana saja, karena setitis belas dan ihsan itulah, kita lahir ke dunia.

Lupakah kita semasa kita kecil, kita menjerit sesuka hati, memalukan ibu-bapak ditengah kumpulan? Kita pecahkan piring orang, kita curi barang orang, kita kencing dan berak sesuka hati, kita demam tidak bermusim.

Bukan kita saja, tetapi juga adik kakak yang lain. Jika seorang ibu dan seorang bapak, tiada naluri kasih sayang, patah riuk tulang kita dikerjakan mereka. Penat bekerja, tidur entah dimana, bergolok gadai mencari bekal, apakah semuanya semata-mata untuk membesarkan seorang pembenci?

Kita ada banyak kawan, tetapi kita hanya ada seorang ibu dan seorang bapak. Busuk wangi, buruk dan baik, itulah ibu dan itulah bapak.

Pernah suatu ketika, seorang lelaki datang kepada Abu Darda' radhiyallahu 'anhu, memberitahunya bahwa ibu lelaki itu menyuruhnya metalakkan sang isteri. Lalu Abu Darda' berkata, aku telah mendengar bahwa Rasulullah sallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda :

"Ibu bapak adalah pintu Syurga yang paling tengah. Terserahlah kepada kamu apakah mau mensia-siakan pintu itu atau memeliharanya." (Hadist shahih riwayat Ahmad, al-Tarmidhi dan Ibn Majah)

Biarpun sandaran dalil Abu Darda' terhadap soalan lelaki tersebut kepada hadits ini ada pembahasan ulama' mengenainya, namun persoalan yang terus kekal; Allah swt menyediakan pintu syurga bukan di tangan kawan yang paling akrab, atau kekasih yang sejati itu.

Pintu masuk ke syurga yang paling utama, adalah pada memenuhi hubungan kita dengan ibu, juga dengan bapak.

(Allahummaghfirlii wa lii walidayya warhamhummaa kamaa robbayaani soghiiro...amiin)

Tidak ada komentar: